masukkan script iklan disini
JAKARTA, FAJAR -- Setelah ngotot melarang pemain Indonesia Super League (ISL) memperkuat tim nasional (timnas) sejak Januari silam, PSSI akhirnya menyerah. Federasi yang dipimpin Djohar Arifin itu akan kembali memanggil pemain ISL ke timnas.
Menurut penanggung jawab timnas PSSI, Bernhard Limbong, keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan hasil kongres. Dalam kongres disepakati untuk mengakui kompetisi ISL yang dikelola PT Liga Indonesia (PT LI).
"Mulai besok, pelatih akan memanggil pemain yang bermain di ISL. Ini sebagai bentuk pengakuan PSSI kepada klub-klub yang berkompetisi di ISL," katanya dalam jumpa pers yang digelar di kantor PSSI, Selasa 10 April.
Langkah PSSI ini memang sangat mengejutkan. Sebab, sebelumnya mereka sangat anti merekrut pemain ISL yang dianggap sebagai liga illegal. Alasan Djohar saat itu, jika merekrut pemain dari liga illegal, maka PSSI bisa disanksi FIFA sesuai dengan statuta FIFA pasal 79.
Disinggung tentang hal itu, Limbong beralasan bahwa status ISL saat ini sudah berubah dan dianggap bukan lagi sebagai breakaway league. Karena itu, mereka langsung melakukan konsultasi dengan konfederasi sepak bola Asia, AFC.
"Kami akan bicarakan dengan AFC juga FIFA. Ketum (Djohar Arifin) sedang berada di Kuala Lumpur untuk membciarakan hal ini," terang jenderal bintang satu tersebut.
Selain pengakuan terhadap ISL, Limbong juga menyebut alasan utama memanggil pemain ISL adalah untuk membentuk pemain timnas terkuat. Dia menilai, selama ini timnas yang dimiliki Indonesia bukanlah bermaterikan pemain-pemain terbaik.
"Kebijakan ini, demi melahirkan timnas yang kuat. Kami sudah mengakui ISL, karena itu kami bisa panggil pemain mereka," papar Limbong.
Dia meminta agar tidak ada pikiran negatif tentang langkah fundamental PSSI ini. Dia juga menampik jika kebijakan ini lahir karena PSSI versi KLB Ancol yang diketuai La Nyalla Mattalitti mulai membentuk timnas yang dilatih Alfred Riedl.
"Jangan berpikir negatif. Lihat keikhlasannya, kami mengakui mereka," tutur lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Komdis PSSI tersebut.
Meski telah melunak, bisa jadi langkah PSSI ini tetap akan berat untuk menarik pemain-pemain yang berasal dari klub ISL ke timnas. Penyebabnya, kompetisi ISL sedang bergulir dan tak satupun klub ISL yang mengakui PSSI Djohar Arifin.
Anggota Exco PSSI Bob Hippy menilai penolakan itu tak seharusnya dilakukan para pemain yang berlaga di ISL. Dia menegaskan jika mereka menolak dipanggil timnas, maka sanksi akan dikenakan terhdap para pemain sesuai dengan aturan yang ada selama ini.
Menurutnya, membela timnas adalah kewajiban bagi para pemain. Demikian juga klub yang menjadi anggota PSSI harus mengizinkan pemainnya bergabung dalam pemusatan latihan timnas.
"Akan ada banyak pertandingan yang dihadapi timnas. Mereka dibutuhkan negara, mereka harusnya tak menolak," tegas lelaki berkaca mata tersebut.
Sementara Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menyambut baik langkah PSSI yang memperbolehkan pemain ISL bergabung ke Timnas. Anggota Exco APPI, Firman Utina, mewakili pemain ISL, menyatakan setiap pemain ISL menyambut gembira pula keputusan itu dan pasti siap jika diberi kesempatan untuk membela timnas.
"Kami menanggapi keputusan itu sangat positif. Jadi kalau ditanya kepada pemain pasti siap, dan aku rasa bukan hanya aku saja, semua pemain pun pasti beranggapan sama, " ujar Firman.
Meski demikian, Firman mengaku ada kendala yang dihadapi pemain mengenai keputusan tersebut, yaitu kontrak dengan klubnya masing-masing. Oleh karena itu, izin untuk membela timnas akan kembali kepada keputusan klub masing-masing pemain.
"PSSI juga harus mensosialisasikan hal ini kepada klub-klub dan melakukan pembicaraan dengan mereka. Jadi, pada dasarnya semua pemain pasti siap, tetapi mereka itu punya kontrak dengan klubnya masing-masing. Ini yang harus dicari jalan keluarnya bagaimana," tegas Firman.
Sedangkan beberapa klub ISL menyebut kebijakan PSSI yang mengizinkan pemain-pemainnya memperkuat tim nasional Indonesia terlambat. Sriwijaya FC dan Persiba Balikpapan mengaku tidak akan memberikan pemainnya untuk PSSI.
"Pemain itu milik kami, bukan milik PSSI, karena kami yang gaji mereka. Selama ini kami kasih mereka untuk main di timnas. Tapi PSSI bilang ISL ilegal," ujar Direktur Teknik SFC Hendri Zainuddin.
Manajer Persiba, Djamal Al-Rasyid mengatakan keputusan itu terlambat. "Kenapa baru sekarang? Setelah KPSI buat timnas juga? Tentu kami tidak akan membiarkan pemain kami main di timnas mereka. Pemain masih terikat kontrak dengan kami. Jadi tidak semudah itu," kata Djamal. (jpnn/die)
