Iklan

TSUNAMI LUNYU SUMBAWA

abdullah al aziz
Sunday, 8 December 2013
Last Updated 2013-12-09T07:01:38Z
masukkan script iklan disini

Tsunami Lunyuk 1977
Sumbawa,
PSnews – Hari Jum’at 19 Agustus 1977 sekitar pukul 13.00
WITA merupakan saat kelabu bagi warga yang tinggal di Ai
Ketapang Desa Lunyuk Besar, Kabupaten Sumbawa. Seusai
umat muslim mendirikan sholat Jum’at, tiba-tiba dikagetkan
dengan kejadian gempa bumi yang sangat dasyat. Pusat
gempa yang terjadi di bulan puasa itu, berada di Samudera
Indonesia sebelah Barat Daya Pulau Sumba (NTT). Menurut
perhitungan Pusat Meteorologi dan Geofisika, pusat gempa
atau episenter berada di laut pada posisi 118.6* BT – 11,8*
LS pada kedalaman sekitar 33 kilometer. Kekuatan gempa
diperkirakan mencapai 8 Skala Reichter (SR). Satu jam
sebelumnya, sempat terjadi gempa pendahuluan yang
kekuatannya sekitar 6,2 SR.
Meski pusat gempa berada jauh dari daratan dan di bawah
permukaan laut, namun bencana tak dapat dielakkan dengan
terjadinya gelombang pasang atau tsunami yang melanda
sebagian besar pantai selatan dari deretan Nusa Tenggara,
meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba.
Kerusakan
akibat gempa tidak begitu parah, melainkan hanya terjadi
keretakan pada dinding-dinding bangunan. Kecuali
bangunan yang tinggi seperti menara yang pada umumnya
mengalami kerusakan cukup parah disebabkan oleh getaran
horisontal dengan durasi cukup panjang. Akibat kejadian
tersebut, sedikitnya 198 orang tewas atau hilang dan lebih
dari 1.000 orang menderita.
Sementara kerugian material diperkirakan mencapai Rp. 230
juta  lebih yang sebagian besar disebabkan oleh gelombang
pasang ( tsunami ) yang terjadi beberapa saat setelah
gempa.
Tsunami menghantam daerah-daerah pantai yang berbentuk
landai, teluk atau muara sungai, dimana tempat-tempat
seperti itu pada umumnya merupakan daerah pemukiman
masyarakat.
Gelombang terbesar dikhabarkan terjadi di pantai Ai
Ketapang Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa dengan
ketinggian sekitar 8 meter.
Sebagian besar penduduk setempat tidak mengetahui akan
datangnya bahaya tsunami setelah terjadinya gempa dan
bahkan tercengang menyaksikan surutnya air laut secara
mendadak tidak seperti  biasanya.
Penduduk di beberapa tempat telah mendengar bunyi
ledakan seperti bom beberapa saat setelah terjadinya
getaran gempa dan sebelum datangnya gelombang pasang.
Menurut keterangan warga yang berdekatan dengan pusat
gempa, bahwa bunyi tersebut terjadi berulang-ulang sampai
3 kali.
Air laut tiba-tiba menjadi keruh berwarna kehitam-hitaman
dan berbau aneh amat menyengat .
Di beberapa tempat dilaporkan adanya kenaikan suhu air
laut. Diperkirakan kondisi itu disebabkan oleh penyerapan
panas dari pantai.
Beruntung, gempa yang terjadi pada 19 Agustus 1977 itu di
saat air laut sedang surut ( low tide) sehingga tinggi
gelombang relatif rendah.
Pusat gempa di sebelah selatan Kepulauan Sunda Kecil
merupakan daerah pertemuan antara 2 lempeng kulit bumi,
yakni lempengan Indo Australia di sebelah Selatan dan
Lempengan Asia di sebelah Utara.
Lempengan Indo Australia yang bergerak ke arah Utara
menghimpit ke bagian bawah Lempengan Asia dengan
membuat sudut kemiringan yang tajam.
Di daerah pertemuan antara kedua lempengan itu terdapat
daerah subduction yang diwujudlan dengan adanya parit Laut
Jawa (Java Trench ) yang sejajar dengan busur kepulauan
Sunda Kecil dengan kedalaman maksimum sekitar 6.000
meter.
Di sebelah utara dari parit laut itu terdapat cekungan
Lombok dengan kedalaman 4.000 meter.
Di daerah ini banyak terdapat sumber gempa bumi dangkal
yang merupakan pelepasan energi yang terkumpul sebagai
akibat dari gaya-gaya tegangan yang berekrja secara terus
menerus.
Karena kemiringan bidang lempengan ke arah Uitara, maka
sumber-sumber gempa bumi semakin dalam ke arah
tersebut .
Dari hasil survey lokasi Tim Kordinasi Pelaksana
Penanggulangan Bencana Alam (TKP2BA) saat itu, diperoleh
informasi kejadian bencana sebagai berikut :
- Benoa ( Bali ), tinggi gelombang sekitar 2,5 meter dari
permukaan laut. Gelombang datang sebanyak 3 kali.
- Labuhan Aji (Lombok Timur ), masyarakat setempat
mendengar suara ledakan sebanyak 3 kali secara berturut-
turut dengan selang waktu sekitar 1 menit. Tinggi gelombang
sekitar 4 meter. Air laut berwarna hitam masuk ke daratan
sekitar 150 meter.
- Pantai Awan (Lombok Tengah ), terdengar ledakan 3 kali
berturut- turut . Tinggi gelombang sekitar 4 meter.
- Kuta (Lombok Tengah ), ledakan sebanyak 3 kali. Air laut
surut sejauh 300 meter dari bibir pantai kemudian datang
gelombang pasang yang mencapai darat sekitar 200 meter.
- Ampenan (Lombok Barat ), hanya dirasakan geteran gempa
bumi, namun tidak disertai tsunami atau gelombnag pasang.
- Ai Ketapang Lunyuk (Sumbawa ), getaran kuat selama 5
menit, ledakan sebanyak 3 kali, air surut sejauh 400 meter,
kemudian disusul dengan datangnya gelombang pasang
masuk ke darat sejauh 500 meter. Tinggi gelombang
diperkirakan 5 – 8 meter.
- Larantuka ( Flores Timur), tidak terdengar suara ledakan,
terjadi getaran selama beberapa menit kemudian disusul air
surut dan gelombang laut dengan ketinggian sekitar 5 meter.
(dps)
Sumber : Pusat Meteorologi dan Geofisika (PMG) dan Pusat
Informasi Tsunami Internasional atau International Tsunami
Information Centre (ITEC)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl