Iklan

CONTOH MAKALAH

abdullah al aziz
Thursday, 29 March 2012
Last Updated 2012-03-29T10:45:55Z
masukkan script iklan disini

MAKALAH
TAFSIR  AL-QUR’AN
TEMA:  AYAT-AYAT  TENTANG  ALAM

DOSEN  PEMBIMBING:

DRS.  H.  SHOLICHIN  M.  Ag


DISUSUN  OLEH:
1. FAIDUL AKBAR








PROGRAM S-1 PAI
SEKOLAH  TINGGI  ILMU  TARBIYAH
AL  MUSLIHUUN
TLOGO  KANIGORO
BLITAR
2010

KATA  PENGANTAR

Segala puji hanya milik  Allah SWT.  Dialah yang telah menganugerahkan Al-Quran sebagai hudan lin naas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rohmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi segenap alam).  Dialah yang Maha Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an.  Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya.  Dialah penyampai, pangamal dan penafsir pertama Al-Qur’an.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nyalah, makalah Tafsir Al Qur’an  ini dapat terselesaikan dengan baik.  Tak lupa pula kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada:
  1. Drs. Zuhdiono Mag, selaku ketua STIT Al Muslihuun, Tlogo Kanigoro Blitar,
  2. Drs.  Sholikin, selaku dosen pengantar mata kuliah Tafsir Al-Qur’an,
  3. Kedua orang tua kami, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material,
  4. Keluarga kami, yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya,
  5. Teman-teman kami yang telah memberikan bantuan dan masukan guna terselesaikannya makalah Tafsir Al-Qur’an ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah ini.  Semoga makalah ini tercatat sebagai amal sholeh dan menjadi motivator bagi kami untuk menyusun makalah lain yang lebik baik dan bermanfaat.  Amiin.

PARE,  Maret 2012


Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR  BELAKANG
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat manusia.  Al-Qur’an bukanlah merupakan buku dalam pengertian umum, karena Ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad supaya lebih mudah dipahami, dihapalkan dan diamalkan oleh umat manusia. Untuk dipahami secara utuh, Al-Qur’an harus ditafsirkan secara mendalam.  Hal inilah yang mendorong pentingnya mempelajari ilmu tafsir agar tidak salah dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an.
Diantara sekian banyak kandungan ayat A-Qur’an salah satu diantaranya adalah ayat-ayat tentang alam.  Di situah Allah menfirmankan untuk siapa sebenarnya bumi itu diciptakan oleh manusia dan apa maksud dari penciptaan alam untuk manusia itu sendiri.

B.       TUJUAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui untuk siapa sebenarnya bumi diciptakan oleh Allah SWT sehingga diharapkan dapat mempertebal rasa keimanan kita kepada Allah SWT.

C.       MANFAAT
Pembuatan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1.        Untuk menambah wawasan mengenai ilmu tafsir
2.       Untuk menambah koleksi perpustakaan.
3.       Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah tafsir.


BAB  II
KUMPULAN DARI AYAT-AYAT YANG MENYATAKAN BAHWA
DUNIA DICIPTAKAN UNTUK MANUSIA

Surat Al Baqoroh ayat 29




Artinya:  Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit!  Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.  (QS  Al Baqoroh ayat 29).

TAFSIRUL  MUFRODAT


                Maksudnya segala sesuatu yang ada di muka bumi ini pada asalnya boleh dimanfaatkan oleh manusia.  Tidak ada seorangpun yang berhak mengharamkan sesuatu yang telah dibolehkan oleh Allah.  Hal ini dikuatkan pula dalam surat Yunus ayat 59.


                Maksudnya Allah menyempurnakan penciptaan langit. Karenanya Allah menjadikan langit menjadi tujuh lapis yang sempurna bentuk dan polanya.  Ayat di atas mengandung isyarat bahwa kejadian di bumi dan isinya itu lebih dahulu dibanding terciptanya langit yang tujuh lapis.  Hal ini dikuatkan pula dalam surat An-Naziat ayat 27-30.

               

Artinya, penataan yang demikian teliti itu hanya dapat dilakukan oleh Yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala yang menjadi kemaslahatan umat manusia.

PENJELASAN

                Karena besarnya rasa cinta kasih Allah SWT terhadap makhluknya yang bernama manusia, maka kehadirannya di muka bumi ini disediakan oleh Allah untuk memenuhi segala macam fasilitas hidup dan bahkan seluruh ciptaanNya di muka bumi ini disediakan untuk manusia agar bisa dinikmati seluruhnya, dipelihara, dijaga, dan diatur dengan sebaik-baiknya.  Namun, ketika menikmati dan memanfaatkan apa saja yang ada di bumi dan di langit, manusia harus tetap memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, tidak bebas semaunya sendiri.
                Seperti, tentang makanan, minuman, pakaian dan lain-lain harus tetap memperhatikan batas-batas larangan Allah SWT.  Begitu juga Allah menciptakan langit yang bertingkat-tingkat yang disediakan untuk kepentingan manusia antara lain demi kepentingan informasi dan komunikasi. Di dalamnya terdapat juga lapisan ozon yang sangat bermanfaat bagi kepentingan manusia.  Bayangkan saja jika didalam lapisan langit itu tidak terdapat lapisan ozon. Tentunya kehidupan di bumi ini akan musnah dan sirna seperti di planet lain yang oleh Allah tidak dilindungi dengan lapisan ozon.
                Hal inilah yang membuat dan menjelaskan kepada manusia hendaknya faham akan kebesaran Allah dan selanjutnya taat dan tidak takabur.

DIDIKAN  AYAT

1.        Allah menciptakan segala sesuatunya demi kepentingan manusia, untuk itu diharapkan manusia bisa memanfaatkan dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.
2.       Didalam memanfaatkan alam, manusia harus mentaati kewajiban dan larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT demi kebaikan hidupnya.
3.       Manusia oleh Allah diciptakan dengan kemampuan akal yang sangat kompleks, sehingga dengan kemampuan akalnya diharapkan dapat memanfaatkan alam dengan sebaik mungkin.
                       
Surat Al Ibrahim ayat 32 – 34






Artinya:  Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai (32).  Dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang (33).  Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Alah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.  Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan mengingkari (nikmat Allah) (34).

PENJELASAN

                Manusia dengan kekuatan akal, ilmu pengetahuan dan daya tangkap mereka belum bisa diketahui secara jelas sampai sejauh mana kemampuan yang sesungguhnya.  Dengan kemampuan akal, manusia bisa berbuat mengelola alam semesta dengan penuh kebebasan.  Manusia dapat berkreasi, mengolah pertambangan dan tumbuh-tumbuhan, dapat menyelidiki lautan, daratan dan udara serta dapat merubah wajah bumi yang tandus bisa dirubah menjadi subur dan bukit-bukit terjal bisa menjadi dataran atau lembah yang sangat subur.  Dengan kemampuan akalnya, manusia dapat pula merubah jenis tanaman baru sebagai hasil cangkok, sehingga tumbuh pohon yang sebelumnya belum pernah ada.  Kemudian manusia dapat pula melakukan penyilangan keturunan terhadap macam-macam hewan sehingga lahir hewan-hewan blaster yang belum pernah ada.  Semua ini diciptakan Allah Yang Maha Kuasa untuk kepentingan umat manusia.
                Jadi tak ada bukti yang lebih jelas di dalam hikmah Allah menciptakan jenis manusia ini kecuali manusia itu mempunyai keistimewaan dengan bakat-bakat yang ada pada diri mereka sehingga mereka dapat mengungkapkan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah dan mengungkapkan rahasia –rahasia makhluk-Nya.

DIDIKAN  AYAT

                Allah menjadikan segala sesuatunya itu pasti bermanfaat bagi manusia.  Oleh sebab itu kita harus berusaha untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya tanpa melanggar larangan-Nya.  Hal ini menunjukkan sifat Ar-Rohman dan Ar-Rohim Allah.

SURAT   AL-A’ROF  AYAT   54 – 58









Artinya:  Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.  Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.  Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak-hak Allah.  Maha Suci Allah Tuhan Semesta alam(54).  Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas(55).  Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).  Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik(56).  Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita yang gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu perbagai macam buah-buahan.  Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran(57).  Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya tumbuh merana.  Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur(58).

TAFSIR  MUFRODAT



                Yang dimaksud ialah terjadinya semua pengaturan makhluk sesuai dengan kehendak Allah.


                Yang dimaksud adalah kehendak Allah mempermudah orang mu’min mendatangi perintah Allah dengan tunduk dan setulus hati.

PENJELASAN

                Yang dimaksud enam hari bukanlah enam hari yang seperti hari ini/sekarang tetapi batasan waktu 24 jam karena hari yang sekarang terjadi sesudah bumi dijadikan.  Jadi tidak mungkin terjadinya bumi itu seperti yang sekarang.  Karena bumi dan langit dijadikan belum ada matahari.  Seandainya Allah membuat bumi sekejap mata itu bisa saja terjadi (Surat Yaasin ayat 82).  Tetapi Allah membuat bumi 6 hari dengan tujuan memberi contoh kepada manusia supaya tidak tergesa-gesa dalam berbuat/melakukan sesuatu baik berupa benda maupun tindakan. (Surat Al-A’roof ayat 54)
                Allah ta’ala membimbing hamba-hambanya tentang adab berdoa kepada-Nya, yang merupakan kepentingan mereka baik kepentingan duniawi maupun ukhrowi, maka Allah berfirman: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut”.  Adab berdoa yakni dengan cara menghinakan diri, tenang, suara yang lembut dan hati yang khusu’.  Ibnu Jalil berkata “dengan merendah diri” berarti menghinakan diri dan merasa tentram dalam mentaatinya. (surat Al A’roof ayat 55 - 56).
                Penjelasan surat Al A’roof ayat 58 merupakan perumpamaan orang mukmin dengan orang munafiq.  Orang mukmin itu bagaikan tanah yang subur dan orang munafiq itu bagaikan tanah yang tandus.


DIDIKAN  AYAT

                Didikan yang terkandung dalam ayat-ayat diatas adalah:
1.        Manusia hendaknya jangan tergesa-gesa dalam melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan maupun ketika melakukan suatu hal.  Ketergesa-gesaan adalah suatu hal yang tidak disukai oleh Allah karena tergesa-gesa adalah suatu perbuatan syetan.  Tergesa-gesa tidak sama halnya dengan cepat dan tegas.  Orang kalau melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa biasanya tidak memikirkan akibat atau dampak yang akan terjadi di kemudian hari.
2.       Surat Al-A’roof ayat 55 – 56, mengajarkan kepada kita adab atau cara kita berdo’a kepada Allah, yaitu dengan merendahkan diri, tenang, suara yang lembut dan hati yang khusu’.

SURAT  AR-RUUM AYAT  41


Artinya:  Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)

TAFSIR  MUFRODAT

                                                Telah tampak / timbul                    :
                                                Kerusakan                                           :
                                                Daratan                                                                :
                                                Lautan                                                  :
                                                Merasakan (kepada)                      :

PENJELASAN
               
                Allah telah menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna demi kepentingan manusia tetapi tidak jarang manusia memanfaatkannya tanpa memperhatikan keseimbangan dan keselarasan ekosistem alam.  Penebangan hutan secara liar tanpa adanya reboisasi sehingga mengakibatkan banyak satwa yang punah, banjir jika ada hujan lebat yang datang, tanah longsor dan lain-lain.  Belum lagi dengan banyaknya penambangan liar  tanpa memperhatikan lingkungan hidup sehingga mengakibatkan lahan yang tandus, pembuangan limbah pabrik tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akhirnya akan mencemari lingkungan.
                Allah juga memperingatkan bahwa kerusakan di daratan dan lautan yang ditimbulkan oleh kapal pem-bom, mitraliur, kapal selam pelepas torpedo dan lain-lainnya timbul sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.
                Allah mencoba membiarkan semua kerusakan itu terjadi, dengan maksud agar manusia sadar dan merasakan akibatnya.  Dengan demikian diharapkan akan timbul kesadaran yang tinggi untuk berbuat kebaikan di muka bumi ini dan tidak akan melakukan perbuatan yang merusak lingkungan hidup lagi.

DIDIKAN  AYAT

1.        Kita sebagai manusia yang bermoral dan berbudaya hendaknya selalu memikirkan dampak atau akibat perbuatan kita terhadap lingkungan hidup.
2.       Pelestarian lingkungan hidup pada dasarnya untuk kepentingan kehidupan manusia itu sendiri.
3.       Allah menyadarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada lingkungan dan mengingatkan kita bahwa kerusakan yang ada di sekitar pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.

REFERENSI


1.        Tafsir Iklil karangan KH  Misbah  Zainul  Mustofa
2.       Tafsir Ibnu Katsir Karangan Muhammad Nasib Arrifa’i
3.       Tafsir Munir karangan Syech M. Nawawi Al Jawi
4.       Tafsir Al Maroghi karangan Achmad Mustofa Al Maroghi
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl