masukkan script iklan disini
MAKALAH
TAFSIR
AL-QUR’AN
TEMA:
AYAT-AYAT TENTANG ALAM
DOSEN
PEMBIMBING:
DRS. H. SHOLICHIN M. Ag
DISUSUN OLEH:
1. FAIDUL AKBAR
PROGRAM S-1 PAI
SEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH
AL MUSLIHUUN
TLOGO KANIGORO
BLITAR
2010
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya
milik Allah SWT. Dialah yang telah menganugerahkan Al-Quran
sebagai hudan lin naas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rohmatan lil
‘alamiin (rahmat bagi segenap alam).
Dialah yang Maha Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, utusan dan manusia pilihan-Nya.
Dialah penyampai, pangamal dan penafsir pertama Al-Qur’an.
Dengan pertolongan
dan hidayah-Nyalah, makalah Tafsir Al Qur’an ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula kami menyampaikan rasa terima
kasih kami kepada:
- Drs. Zuhdiono Mag, selaku ketua STIT Al Muslihuun, Tlogo Kanigoro Blitar,
- Drs. Sholikin, selaku dosen pengantar mata kuliah Tafsir Al-Qur’an,
- Kedua orang tua kami, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material,
- Keluarga kami, yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya,
- Teman-teman kami yang telah memberikan bantuan dan masukan guna terselesaikannya makalah Tafsir Al-Qur’an ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami berharap agar
para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini tercatat
sebagai amal sholeh dan menjadi motivator bagi kami untuk menyusun makalah lain
yang lebik baik dan bermanfaat. Amiin.
PARE, Maret 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an bukanlah merupakan buku dalam
pengertian umum, karena Ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad supaya lebih mudah dipahami,
dihapalkan dan diamalkan oleh umat manusia. Untuk dipahami secara utuh,
Al-Qur’an harus ditafsirkan secara mendalam.
Hal inilah yang mendorong pentingnya mempelajari ilmu tafsir agar tidak
salah dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an.
Diantara sekian banyak kandungan ayat
A-Qur’an salah satu diantaranya adalah ayat-ayat tentang alam. Di situah Allah menfirmankan untuk siapa
sebenarnya bumi itu diciptakan oleh manusia dan apa maksud dari penciptaan alam
untuk manusia itu sendiri.
B.
TUJUAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui untuk siapa sebenarnya bumi diciptakan oleh Allah SWT sehingga
diharapkan dapat mempertebal rasa keimanan kita kepada Allah SWT.
C.
MANFAAT
Pembuatan makalah ini memiliki manfaat
sebagai berikut:
1.
Untuk menambah wawasan mengenai
ilmu tafsir
2.
Untuk menambah koleksi perpustakaan.
3.
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah tafsir.
BAB
II
KUMPULAN DARI AYAT-AYAT YANG
MENYATAKAN BAHWA
DUNIA DICIPTAKAN UNTUK MANUSIA
Surat Al Baqoroh ayat 29
Artinya: Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada
di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu. (QS Al Baqoroh ayat 29).
TAFSIRUL MUFRODAT
Maksudnya
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini pada asalnya boleh dimanfaatkan oleh
manusia. Tidak ada seorangpun yang
berhak mengharamkan sesuatu yang telah dibolehkan oleh Allah. Hal ini dikuatkan pula dalam surat Yunus ayat
59.
Maksudnya
Allah menyempurnakan penciptaan langit. Karenanya Allah menjadikan langit
menjadi tujuh lapis yang sempurna bentuk dan polanya. Ayat di atas mengandung isyarat bahwa
kejadian di bumi dan isinya itu lebih dahulu dibanding terciptanya langit yang
tujuh lapis. Hal ini dikuatkan pula
dalam surat An-Naziat ayat 27-30.
Artinya, penataan
yang demikian teliti itu hanya dapat dilakukan oleh Yang Maha Bijaksana dan
Mengetahui segala yang menjadi kemaslahatan umat manusia.
PENJELASAN
Karena
besarnya rasa cinta kasih Allah SWT terhadap makhluknya yang bernama manusia,
maka kehadirannya di muka bumi ini disediakan oleh Allah untuk memenuhi segala
macam fasilitas hidup dan bahkan seluruh ciptaanNya di muka bumi ini disediakan
untuk manusia agar bisa dinikmati seluruhnya, dipelihara, dijaga, dan diatur
dengan sebaik-baiknya. Namun, ketika
menikmati dan memanfaatkan apa saja yang ada di bumi dan di langit, manusia
harus tetap memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT,
tidak bebas semaunya sendiri.
Seperti,
tentang makanan, minuman, pakaian dan lain-lain harus tetap memperhatikan
batas-batas larangan Allah SWT. Begitu
juga Allah menciptakan langit yang bertingkat-tingkat yang disediakan untuk
kepentingan manusia antara lain demi kepentingan informasi dan komunikasi. Di
dalamnya terdapat juga lapisan ozon yang sangat bermanfaat bagi kepentingan
manusia. Bayangkan saja jika didalam
lapisan langit itu tidak terdapat lapisan ozon. Tentunya kehidupan di bumi ini
akan musnah dan sirna seperti di planet lain yang oleh Allah tidak dilindungi
dengan lapisan ozon.
Hal
inilah yang membuat dan menjelaskan kepada manusia hendaknya faham akan
kebesaran Allah dan selanjutnya taat dan tidak takabur.
DIDIKAN AYAT
1. Allah menciptakan segala
sesuatunya demi kepentingan manusia, untuk itu diharapkan manusia bisa
memanfaatkan dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.
2. Didalam memanfaatkan alam, manusia harus mentaati kewajiban dan
larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT demi kebaikan hidupnya.
3. Manusia oleh Allah diciptakan dengan kemampuan akal yang sangat
kompleks, sehingga dengan kemampuan akalnya diharapkan dapat memanfaatkan alam
dengan sebaik mungkin.
Surat Al Ibrahim ayat 32 – 34
Artinya: Allahlah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air
hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai (32). Dan Dia telah menundukkan pula bagimu
matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah
menundukkan bagimu malam dan siang (33).
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang
kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Alah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu sangat zalim dan mengingkari (nikmat Allah) (34).
PENJELASAN
Manusia dengan
kekuatan akal, ilmu pengetahuan dan daya tangkap mereka belum bisa diketahui
secara jelas sampai sejauh mana kemampuan yang sesungguhnya. Dengan kemampuan akal, manusia bisa berbuat
mengelola alam semesta dengan penuh kebebasan.
Manusia dapat berkreasi, mengolah pertambangan dan tumbuh-tumbuhan,
dapat menyelidiki lautan, daratan dan udara serta dapat merubah wajah bumi yang
tandus bisa dirubah menjadi subur dan bukit-bukit terjal bisa menjadi dataran
atau lembah yang sangat subur. Dengan
kemampuan akalnya, manusia dapat pula merubah jenis tanaman baru sebagai hasil
cangkok, sehingga tumbuh pohon yang sebelumnya belum pernah ada. Kemudian manusia dapat pula melakukan penyilangan
keturunan terhadap macam-macam hewan sehingga lahir hewan-hewan blaster yang
belum pernah ada. Semua ini diciptakan
Allah Yang Maha Kuasa untuk kepentingan umat manusia.
Jadi tak ada
bukti yang lebih jelas di dalam hikmah Allah menciptakan jenis manusia ini
kecuali manusia itu mempunyai keistimewaan dengan bakat-bakat yang ada pada
diri mereka sehingga mereka dapat mengungkapkan keajaiban-keajaiban ciptaan
Allah dan mengungkapkan rahasia –rahasia makhluk-Nya.
DIDIKAN AYAT
Allah menjadikan
segala sesuatunya itu pasti bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab itu kita harus berusaha untuk
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya tanpa melanggar larangan-Nya. Hal ini menunjukkan sifat Ar-Rohman dan
Ar-Rohim Allah.
SURAT AL-A’ROF
AYAT 54 – 58
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas
‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak-hak Allah. Maha Suci Allah Tuhan
Semesta alam(54). Berdoalah kepada Tuhanmu
dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas(55). Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik(56). Dan
dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita yang gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu perbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah Kami
membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran(57). Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah dan tanah yang tidak subur,
tanaman-tanamannya tumbuh merana.
Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur(58).
TAFSIR MUFRODAT
Yang dimaksud
ialah terjadinya semua pengaturan makhluk sesuai dengan kehendak Allah.
Yang dimaksud
adalah kehendak Allah mempermudah orang mu’min mendatangi perintah Allah dengan
tunduk dan setulus hati.
PENJELASAN
Yang dimaksud
enam hari bukanlah enam hari yang seperti hari ini/sekarang tetapi batasan
waktu 24 jam karena hari yang sekarang terjadi sesudah bumi dijadikan. Jadi tidak mungkin terjadinya bumi itu
seperti yang sekarang. Karena bumi dan
langit dijadikan belum ada matahari.
Seandainya Allah membuat bumi sekejap mata itu bisa saja terjadi (Surat
Yaasin ayat 82). Tetapi Allah membuat
bumi 6 hari dengan tujuan memberi contoh kepada manusia supaya tidak
tergesa-gesa dalam berbuat/melakukan sesuatu baik berupa benda maupun tindakan.
(Surat Al-A’roof ayat 54)
Allah ta’ala
membimbing hamba-hambanya tentang adab berdoa kepada-Nya, yang merupakan
kepentingan mereka baik kepentingan duniawi maupun ukhrowi, maka Allah
berfirman: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang
lembut”. Adab berdoa yakni dengan cara
menghinakan diri, tenang, suara yang lembut dan hati yang khusu’. Ibnu Jalil berkata “dengan merendah diri”
berarti menghinakan diri dan merasa tentram dalam mentaatinya. (surat Al A’roof
ayat 55 - 56).
Penjelasan surat
Al A’roof ayat 58 merupakan perumpamaan orang mukmin dengan orang munafiq. Orang mukmin itu bagaikan tanah yang subur
dan orang munafiq itu bagaikan tanah yang tandus.
DIDIKAN AYAT
Didikan yang
terkandung dalam ayat-ayat diatas adalah:
1.
Manusia hendaknya jangan tergesa-gesa dalam
melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan maupun ketika melakukan suatu
hal. Ketergesa-gesaan adalah suatu hal
yang tidak disukai oleh Allah karena tergesa-gesa adalah suatu perbuatan
syetan. Tergesa-gesa tidak sama halnya
dengan cepat dan tegas. Orang kalau
melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa biasanya tidak memikirkan akibat atau
dampak yang akan terjadi di kemudian hari.
2.
Surat Al-A’roof ayat 55 – 56,
mengajarkan kepada kita adab atau cara kita berdo’a kepada Allah, yaitu dengan
merendahkan diri, tenang, suara yang lembut dan hati yang khusu’.
SURAT AR-RUUM AYAT
41
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)
TAFSIR MUFRODAT
Telah
tampak / timbul :
Kerusakan :
Daratan :
Lautan :
Merasakan
(kepada) :
PENJELASAN
Allah telah
menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna demi kepentingan manusia tetapi
tidak jarang manusia memanfaatkannya tanpa memperhatikan keseimbangan dan
keselarasan ekosistem alam. Penebangan
hutan secara liar tanpa adanya reboisasi sehingga mengakibatkan banyak satwa
yang punah, banjir jika ada hujan lebat yang datang, tanah longsor dan
lain-lain. Belum lagi dengan banyaknya
penambangan liar tanpa memperhatikan
lingkungan hidup sehingga mengakibatkan lahan yang tandus, pembuangan limbah
pabrik tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akhirnya akan mencemari
lingkungan.
Allah juga
memperingatkan bahwa kerusakan di daratan dan lautan yang ditimbulkan oleh
kapal pem-bom, mitraliur, kapal selam pelepas torpedo dan lain-lainnya timbul
sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.
Allah mencoba
membiarkan semua kerusakan itu terjadi, dengan maksud agar manusia sadar dan
merasakan akibatnya. Dengan demikian
diharapkan akan timbul kesadaran yang tinggi untuk berbuat kebaikan di muka
bumi ini dan tidak akan melakukan perbuatan yang merusak lingkungan hidup lagi.
DIDIKAN AYAT
1.
Kita sebagai manusia yang bermoral dan
berbudaya hendaknya selalu memikirkan dampak atau akibat perbuatan kita
terhadap lingkungan hidup.
2.
Pelestarian lingkungan hidup pada dasarnya
untuk kepentingan kehidupan manusia itu sendiri.
3.
Allah menyadarkan kita untuk selalu
berbuat baik kepada lingkungan dan mengingatkan kita bahwa kerusakan yang ada
di sekitar pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.
REFERENSI
1.
Tafsir Iklil karangan KH Misbah
Zainul Mustofa
2.
Tafsir Ibnu Katsir Karangan Muhammad
Nasib Arrifa’i
3.
Tafsir Munir karangan Syech M. Nawawi Al
Jawi
4.
Tafsir Al Maroghi karangan Achmad
Mustofa Al Maroghi
